Lazy Songs

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Thursday, 28 February 2013

Keraton Kacirebonan

Keraton Kacirebonan Cirebon

Keraton Kacirebonan merupakan keraton yang paling kecil diantara keraton lain yang sempat kami kunjungi di Kota Cirebon. Kami datang ke Keraton Kacirebonan setelah meninggalkan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan, masih dengan menumpang becak yang sama. Lokasi Keraton Kacirebonan ini berada di Jl. Pulasaren, Kelurahan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, dengan halaman depan yang cukup luas.
Sebelum masuk ke dalam wilayah keraton yang dipagari tembok tinggi, kami diminta untuk menemui beberapa orang petugas yang berjaga di sebuah bangunan semacam joglo di depan tembok keraton. Setelah menjelaskan maksud kedatangan, dan mendapat sedikit penjelasan tentang keraton dan mengenai tiket masuk yang boleh dibayar belakangan, kami pun masuk ke dalam Keraton Kacirebonan ditemani oleh salah seorang petugas.
Keraton Kacirebonan
Dua buah becak yang ditumpangi oleh masing-masing seorang teman berhenti sejenak di depan gapura pertama Keraton Kacirebonan, serta papan penanda Benda Cagar Budaya di sebelah kanannya yang menyebut tahun 1808 sebagai tahun berdirinya Keraton Kacirebonan.
Keraton Kacirebonan
Sebuah tulisan pada dinding gapura kedua Keraton Kacirebonan yang menyerupai bentuk tulisan dalam huruf Jawa.
Keraton Kacirebonan
Beranda depan Keraton Kacirebonan dengan halaman depan yang cukup luas, yang diteduhi oleh pohon rindang. Meskipun Keraton Kacirebonan ini sederhana saja dan menyerupai rumah biasa, namun bangunan ini menyimpan kisah perjuangan Pangeran Raja Kanoman melawan penjajah kolonial Belanda.
Di Keraton Kacirebon terdapat tradisi tahunan seperti Suraan, Syafaran, Muludan, Rajaban, Rowahan, Tarawehan, Likuran, Tadarusan di bulan Ramadhan, Grebeg Syawal (Idul Fitri) dan Raya Agungan (Idul Adha). Puncaknya adalah acara “Panjang Jimat” yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul awwal bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi.
Keraton Kacirebonan
Potret Sultan Kacirebonan yang menempel di ruang beranda Keraton Kacirebonan. Sejarah Keraton Kacirebonan dimulai ketika Pangeran Raja Kanoman, pewaris takhta Kesultanan Keraton Kanoman bergabung dengan rakyat Cirebon dalam menolak pajak yang diterapkan Belanda, yang memicu pemberontakan di beberapa tempat.
Pangeran Raja Kanoman kemudian tertangkap oleh Belanda dan dibuang ke benteng Viktoria di Ambon, dilucuti gelarnya, serta dicabut haknya sebagai Sultan Keraton Kanoman. Namun karena perlawanan rakyat Cirebon tidak juga reda, Belanda akhirnya membawa kembali Pangeran Raja Kanoman ke Cirebon dalam upaya mengakhiri pemberontakan. Status kebangsawanan Pangeran Raja Kanoman pun dikembalikan, namun haknya atas Kesultanan Keraton Kanoman tetap dicabut.
Keraton Kacirebonan
Ruang tengah Keraton Kacirebonan yang cukup sempit, yang digunakan untuk menerima tamu-tamu penting yang datang ke Keraton Kacirebonan. Sekembalinya ke Cirebon, pada 1808, Pangeran Raja Kanoman tinggal di kompleks Gua Sunyaragi dan bergelar Sultan Amiril Mukminin Muhammad Khaerudin atau Sultan Carbon, walaupun tidak memiliki keraton.
Sampai wafatnya pada 1814, Sultan Carbon tetap konsisten dengan sikapnya dengan menolak uang pensiun dari Belanda. Kesultanan Carbon kemudian diwakili oleh istri mendiang Sultan Carbon yang bernama Ratu Raja Resminingpuri. Adalah sang Ratu yang kemudian membangun Keraton Kacirebonan, dengan menggunakan uang pensiun yang diberikan oleh Belanda.
Keraton Kacirebonan
Di samping bangunan utama Keraton Kacirebonan terdapat sebuah bangunan kecil yang difungsikan sebagai sebuah museum. Gamelan pada foto di atas adalah salah satu koleksi museum Keraton Kacirebonan ini.
Keraton Kacirebonan
Di sebelah kiri adalah koleksi kain batik tua Keraton Kacirebonan, dengan kotak wayang bercat hijau di sebelah kanan. Museum Keraton Kacirebonan ini tampaknya selalu ditutup dan hanya dibuka ketika ada pengunjung datang dan ingin melihat koleksinya.
Keraton Kacirebonan
Koleksi wayang kulit yang disimpan di dalam kotak kayu yang sepertinya sudah lama tidak digunakan dalam pagelaran.
Keraton Kacirebonan
Sebuah koleksi Keraton Kacirebonan berbentuk semacam wadah dengan ornamen tak beraturan yang diletakkan di sebelah kurungan yang digunakan dalam ritual tedak siti, mudun lemah, atau turun ke tanah untuk bayi yang berusia 7 bulanan. Di dalam kurungan ini ada kursi dan tangga kecil berundak.
Keraton Kacirebonan
Tampak muka bangunan gedung Keraton Kacirebonan. Meskipun tidak banyak yang bisa dilihat di dalam kompleks Keraton Kacirebonan ini, namun yang menarik diantara semua yang ada adalah sejarah berdirinya Keraton Kacirebonan ini yang lahir dari perlawanan Pangeran Raja Kanoman melawan penindasan kolonial Belanda, dan konsistensi perlawanan sang Pangeran sampai akhir hayatnya.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More